VIVAnews - Versi lain kematian diktator Jerman, Adolf Hitler -- bahwa dia diduga tewas di Indonesia -- kali pertama disampaikan dr Sosrohusodo, yang pernah bertugas di Kapal Hope di Sumbawa Besar. Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menulis artikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983.
Pada tahun 1994, artikel dengan tema sama muncul lagi di. Penulisnya adalah Enton Supriyatna, mantan wartawan Pikiran Rakyat, yang saat ini menjadi Redaktur Pelaksana Galamedia.
Kepada VIVAnews, Enton menceritakan wawancaranya dengan dr Sosrohusodo 16 tahun lalu di Jalan Setiabudi, Bandung. Artikelnya lalu dimuat pada 24 Februari 1994
"Saat itu ada telepon beliau ke Pikiran Rakyat, mengundang wartawan ke rumahnya. Ketika saya temui Pak Sosrohusodo sudah tua," kata Enton Kamis 25 Februari 2010 malam.
Kepadanya, Sosrohusodo menunjukan beberapa lembar foto dr Poch dalam berbagai pose. "Perawakannya tinggi, sekilas memang mirip-mirip Hitler, dari bentuk anatomi dan kepala," kata dia.
Enton mengaku diperlihatkan foto Poch sedang bakti sosial, bersama seorang wanita kulit putih -- yang mirip-mirip Eva Braun, ada juga foto Poch bersama istrinya, perempuan Sunda berinisial 'S' yang terakhir diketahui berdomisili di Babakan Ciamis.
"Foto terakhir ini saya berikan pada teman saya di Ciamis untuk ditelusuri. Tapi sayang, foto itu tidak balik dan teman saya sulit dihubungi," kata dia.
Enton juga mengaku merepro beberapa foto Poch, termasuk foto tulisan steno Poch -- yang menurut penelusuran Sosrohusodo digunaan pada saat Hitler berkuasa.
Repro foto itu saat ini menjadi dokumentasi Pikiran Rakyat. "Mudah-mudahan masih tersimpan. Saya ingat saat dimuat di Pikiran Rakyat, di artikel tidak ada foto, karena dimuat di halaman opini," tambah dia.
Sosro juga menceritakan apa yang dia ketahui soal dr Poch, termasuk mengapa dia menduga dokter tua Jerman itu adalah Hitler -- salah satunya ciri-ciri fisik Poch yang mirip dengan apa yang diungkap di berbagai literatur.
"Apalagi, dari cara dia berjalan, memang ada petunjuk dia memang Hitler," kata Enton.
Sosrohusodo juga mencurahkan perasaannya pada Enton. Sosrohusodo mengaku gelisah. "Banyak yang menganggapnya gila, aneh, ngapain ngurus begitu," cerita Enton.
"Dia merasa gelisah, ini sesuatu yang menurut dia harus diungkapkan. Bahwa ada petunjuk Hitler, seorang besar dan berpengaruh, tapi mati misterius. Dia merasa memiliki beban tapi dia tak mampu untuk mengungkap ini sendiri," tambah dia.
Sepengetahuan Enton, tak ada niat Sosrohusodo untuk mencari keuntungan atau ingin terkenal. "Orangnya sederhana, tidak meledak-ledak. Kalau niatnya mencari keuntungan buktinya dia tidak mendapat apa-apa, apalagi uang," tambah Enton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar